Trading Forex Gunakan Robot yang Pasarkan Untung Setinggi langit Ramai di Telegram

Perkembangan tehnologi membuat beberapa investasi dilaksanakan lewat cara online. Jual mata uang asing atau trading foreign exchange (forex) satu diantaranya yang banyak dijajakan di group seperti Telegram.

Ingin tahu, pada akhirnya mencoba mengirim DM ke pemilik account Instagram untuk menanyakan langkah memperoleh cuan seperti dianya. Tidak lama, pesan berbalas. Pemilik account Instagram memberi link Telegram bernama group Auto Trade Gold (ATG) 5.0 by AutoCuanTeam.

Dalam group itu, ada beberapa ratus orang yang telah tergabung. Sampai Minggu (19/9), telah ada 818 anggota yang masuk dan umumnya tergabung lewat link yang ada.

Dalam group itu, ada sebuah informasi berkenaan langkah melakukan investasi forex memakai robot. Penyuplai basis memiliki prospek keuntungan 0,5 % sampai 2 % setiap harinya. Dalam satu bulan, mereka mengklaim customer dapat raih untung 15 % sampai 20 %.

Penyuplai service ini tawarkan paket beli robot, seperti yang diutarakan Bappepti. Dalam ATG 5.0, ada 5 tingkat robot yang dibeli yakni:

- Robot tingkat 1 (Rp 1,lima juta) untuk deposit di bawah USD 500

- Robot tingkat 2 (Rp tiga juta) untuk deposit di bawah USD 5000

- Robot tingkat 3 (Rp 7,lima juta) untuk deposit di bawah USD 30.000

- Robot tingkat 4 (Rp 37,lima juta) untuk deposit di bawah USD 1.000.000

- Robot tingkat 5 (Rp 52,lima juta) untuk deposit di bawah USD 10.000.000

Pembelian robot ini dikenai pajak lumayan besar, yakni 12 % . Maka untuk pemula yang ingin beli robot tingkat termurah, harus keluar modal Rp tiga juta ditambahkan pajak 12 %. Karena, selainnya beli robot, calon investor pemula harus juga deposito USD 100 atau Rp 1,lima juta ke broker.

"Berapakah minimum trading dengan ATG? pembelian robot tingkat 1 dengan harga USD 100 (Rp1,lima juta). Deposit dana ke broker phanteratrade (Lego Pasar) USD 100 (Rp 1,5 juta), jadi dengan keseluruhan minimum Rp tiga juta anda bisa nikmati tehnologi trading automatis ini!" begitu ketetapan yang dibagi ATG 5.0.

Di group itu, admin sering membagi keuntungan yang didapatkan dari anggota, bukti transferan keuntungan, dan laporan mingguan berkenaan gerakan investasi forex di ATG 5.0 memakai robot.

Sesudah tergabung di satu group investasi forex, ada banyak account investasi sama yang mendadak masuk ke account wartawan kumparan. Minimal ada delapan group investasi. dimulai dari 4 account namanya sama yakni Ternak Uang, MOINVEST MANDIRI ONLINE INVESTASI, Pluang Investasi Saham Online, Investasi Forex HSB Indonesia, dan RFB-INVESTASI.

Semua account itu dituruti beberapa ribu bahkan juga beberapa puluh ribu orang didalamnya. Umumnya dari account investasi itu tawarkan investasi titip dana yang tingkat pengembaliannya setinggi langit. Misalkan pada account Investasi Forex HSB Indonesia.

Dalam uploadnya di group, penyuplai investasi ini memakai mekanisme titip dana untuk diputar uangnya memakai robot.

"Triknya Anda memercayakan beberapa modal dan sesudah gabung dalam periode waktu 5 jam anda dapat memperoleh keuntungan. Misalnya Investasi/Titip 1juta Get 15jt. Hasil 15jt dipisah 70% ~ 30%. Investor 70% = 10.500.000 Admin 30% = 4.500.000," begitu informasi yang dibikin HSB Indonesia.

Dana titipan akan diputar di trading online forex oleh robot professional dengan agunan 90 % menang dan 10 % kalah alias rugi. Seandainya menang, karena itu anggota yang titip dana terima hasil keseluruhan Rp 10.500.000 apabila kalah, anggota cuman dibalikin modal gabung awalnya Rp 1.000.000 dan juga bisa diputar kembali.

HSB Indonesia mengklaim investasi yang dijajakan ialah investasi pintar, karena tanpa rugi, tidak beresiko, dan tidak repot. Keuntungan yang besar, tercatat dan dipantau OJK/Bappebti, apabila kalah uang titipan akan dibalikkan ke investor.

Dalam account itu sering mengupload beragam photo setoran bukti transfer keuntungan anggota yang tergabung sampai uang bergepok-gepok.

Akun-akun itu berkemungkinan palsu. Misalkan untuk account investasi Pluang, bila dicari di kolom penelusuran, banyak banyaknya. Demikian juga account Ternak Uang. Tidak paham mana account resminya.

Tidak boleh Asal-asal Ikut-ikutan dan Termakan Iklan

Trading di forex memang menjadi opsi untuk memperoleh keuntungan. Tetapi, bila ingin menekuni di forex jangan asal-asalan, tidak boleh cuman ikutan saja atau Fear of Missing Out (Fomo).

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, mengutarakan warga yang ingin trading di forex harus menyaksikan validitas basis investasinya. Dalami dengan detil berkenaan proses transaksi bisnisnya.

"Bila ada proses yang ganjil, dimulai dari recruitment anggota, selanjutnya fee yang tidak lumrah, sampai tipe transaksi bisnis seperti pola ponzi dan transaksi bisnis tanpa asset yang riel. Penawaran keuntungan yang berlebihan, tidak logis salah satunya pertanda perusahaan memiliki masalah," kata Bhima saat dikontak

Validitas memang menjadi satu diantara masalah di trading forex. Bhima memberikan contoh, misalkan ada basis yang tawarkan keuntungan 40 %, walau sebenarnya deposito cuman 5 % bunganya. Sementara reksadana saham bervariatif di antara 10 sampai 14 % /tahunnya.

"Maknanya ada keuntungan abnormal yang dijajakan. Di sana investor pemula harus mulai berprasangka buruk dan menghindar bahkan juga dianjurkan melapor pada pihak regulator OJK terutamanya satuan tugas siaga investasi atau Bappebti," tutur Bhima.

Sepanjang pengawasan pada Agustus 2021 lalu, Bappebti masih mendapati penawaran, iklan, dan iklan investasi PBK memakai robot trading atau Ahli Advisor (EA). Mereka tampilkan validitas berbentuk Surat Ijin Pemasaran Langsung (SIUPL) untuk usaha di bagian pemasaran langsung berbentuk software ebook.

Tetapi realita di atas lapangan, Bappebti malah mendapati ada praktik-praktik penawaran beberapa paket investasi dengan memakai robot trading (EA) memakai mekanisme anggota get anggota, bukan jual ebook seperti ijin usaha di bagian pemasaran langsung itu diberi.

Ada substansi yang tawarkan paket investasi robot trading (EA) cukup dengan memberikan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) atau Nomor Induk Usaha (NIB).